Kasih Dan Terorisme Membunuh Orang Lain Dengan Lidah Dan Tanganmu, Muslimkah Engkau?




Berita Viral - Jakarta, Ditengah tragedi pilu yang sedang menimpa bangsa kita ini akibat bom bunuh diri yang terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, pada hari Rabu 24 Mei 2017 lalu, sebuah artikel yang di tulis oleh Afi Nihaya Faradisa tentang kisah dan Terorisme menjadi perbincangan yang hangat warganet ( Netizen ). Poker Online Terpercaya

Dalam tulisannya, gadis yang berusia 18 tahun yang baru saja lulus dari SMA Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur ini, menyinggung soal belas kasih yang di ajarkan oleh agama.

"Beratnya menjadi muslim seperti yang di katakan rasul:  "Muslim ialah orang yang menyelamatkan orang lain dari gangguan lidah dan tangannya." Masih suka memfitnah? Bergunjing? Memyakiti ( bahkan membunuh )  orang lain dengan lidah dan tanganmu? Muslimkah engkau? ," begitulah sepenggal paragraf tulisan Afi Nihaya Faradisa.

Baca Juga:
Heboh..!! Chico Hakim: Sudah Sewajarnya Rizieq Tak Dianggap Ulama Oleh Orang Waras

Berikut tulisan lengkap buatan Afi Nihaya Faradisa, yang di muat di akun Facebook nya, Kamis 25 Mei 2017.

BELAS KASIH DALAM AGAMA KITA
@ Afi Nihaya Faradisa

"Ada seorang wanita pezina melihat seekor anjing di hari yang panasnya begitu terik. Anjing itu mengelilingi sebuah sumur sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan. Wanita itu segera melepas sepetunya ( untuk digunakan menimba air ). Ia pun diampuni karenanya." ( HR. Muslim ).

Banyak yang meragukan Islam sebagai ideologi kelembutan, terutama ketika Indonesia dan dunia terus di kejutkan oleh serangkaian insiden berdarah yang mengatasnamakan agama ini.
Namun, jika kita menelisik sedikit lebih dalam saja, kita akan menemukan bahwa salah satu doktrin sentral Islam ternyata memang berputar pada prinsip belas kasih.
Kalimat basmalah, pembuka surat - surat Al-Qur'an dan doa yang paling sering di ucapkan umat Islam sedunia, mengandung dua sifat utama Tuhan: "Maha Pengasih" dan "Maha Penyayang". Kalimat ini menjadi bukti paling tegas bahwa kasih sayang adalah jiwa dari seluruh ajaran Islam.

Kisah pezina yang di ampuni karena belas kasihnya ini mengandung banyak pesan. Pertama, anjing adalah hewan yang secara tradisi di anggap najis salam Islam. Belas kasih terhadap makhluk yang di anggap hina sekalipun ternyata memiliki arti. Kedua, zina juga adalah dosa yang secara tradisi di ganjar hukuman berat, mulai dari cambuk hingga rajam. Namun, belas kasih senilai seteguk air di anggap mampu menebus 'dosa' ini. Yang menarik, tidak di temukan kasih serupa yang melibatkan dosa lain seperti membunuh dan merampok, yang sudah pasti mengabaikan belas kasih.

Kisah ini bukanlah satu - satunya dalam Islam. Banyak kisah lainnya yang memiliki narasi serupa, yang mengindikasikan bahwa belas kasih di bayar dengan amat mahal dalam Islam.

Kitab Tsalasatul Ushul ( Tiga Landasan Utama ) karya Muhammad Abdul Wahab ( yang sering di kaitkan dengan Wahabisme, sekte terkeras dalam Islam saat ini ), misalnya, menceritakan satu kisah di mana seseorang ditolak seluruh ibadahnya, namun di ampuni karena menyelamatkan seekor lalat yang tenggelam di sebuah gelas, Kitab ini bahkan juga mengutip dorongan untuk berbelas kasih kepada orang kafir sekalipun. "Kasihilah yang di bumi, maka yang di langit akan mengasihimu", bunyi lafadz sejumlah hadits yang manjadi dasarnya.

Syayuduna Ali bin Abi-Thalib ra. Juga pernah mengatakan: "Mereka yang tidak bersaudara dalam iman bersaudara dalam kemanusiaan."

Kitab Tadzkiratul Auliya ( Kisah Para Wali ) karya Fariduddin Atthar menyitir kisah lain tentang satu - satunya orang yang di terima ibadah hajinya oleh Allah justru karena membatalkan hajinya agar uang biaya haji itu bisa di gunakan untuk menolong tetangganya yang kelaparan. Bandar Poker Online

Kisah semacam ini mungkin akan jarang di dengar dan cenderung tidak di sukai di kalangan Islam legalistik yang memiliki pendekatan sangat kaku tentang benar dan salah.
Aku pribadi mengelompokkan kisah - kisah ini sebagai post - sharia Islam, atau Islam pasca - syariat. Islam yang tidak lagi berdebat soal percabangan hukum hingga ke tataran seperti batas aurat & jumlah rakaat, Sejenis Islam level berikut nya yang telah melampaui aspek legal formal menuju sesuatu yang lebih esensial. Dan esensi itu bernama belas kasih.

Agaknya tidak mengherankan jka tema ini juga di temukan di semua agama besar dunia. Mulai dari Yesus yang berdiri membela pezina yang nyaris di hakimi massa, hingga Guan Yin yang di puja luas di Asia Timur sebagai Dewi Belas Kasih yang mendengar penderitaan dunia.

Agama - agama di dunia ini mungkin berbeda pada tataran syariat dan legal formal, namun melebur dalam esensi yang sama ketika naik ke jenjang berikutnya. Cita - cita rahmatan lil ; älamin ( belas kasih bagi semesta alam ).

Meski sama - sama berjubah dan berjenggot, akan tetapi panutan kita dalam beragama adalah Muhammad SAW yang lembut, rendah hati, dan penuh belas kasih. Bukan Abu Jahal atau Abu Lahab yang licik, sombong, dan penuh amarah.

Beratnya menjadi muslim seperti yang di katakan Rasul: "Muslim ialah orang yang menyelamatkan orang lain dari gangguan Lidah dan tangannya."

Masih suka memfitnah? Bergunjing? menyakiti ( bahkan membunuh ) orang lain dengan lidah dan tanganmu? Muslimkah engkau?
Dengan pitol kita bisa membunuh teroris, tetapi dengan pemahaman agama yang baik kita bisa membunuh terorisme. Agen BandarQ

Sumber Terpercaya: NetralNews.com

Baca Juga:
JFlow Surat Buat Anies-Sandi: Apakah Anda Seberani dan Sejantan Ahok?. Berikut Isi Surat JFlow

3 comments:

Terkait Pembakaran Bendera di Garut, Said Aqil Siradj Bicara Blak-blakan

Jakarta, WK - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan terjadinya tindakan diluar prosedur dengan adanya pembakaran bendera ...